simple hit counter
More

Kemah Moderasi 2022, Upaya Merawat dan Menjaga Indonesia

×

Kemah Moderasi 2022, Upaya Merawat dan Menjaga Indonesia

Sebarkan artikel ini
IMG 20220830 WA0020 01 - Kemah Moderasi 2022, Upaya Merawat dan Menjaga Indonesia
Kemah Moderasi 2022, upaya merawat dan menjaga Indonesia. Foto: Humas Kanwil Kemenag Jatim

PORTALSURABAYA.COM – Kementerian Agama memulai gelaran Kemah Moderasi 2022 dengan mengusung tema Membangun Harmoni dalam Kehidupan Sosial.

Kemah Moderasi 2022 yang diikuti seribuan penyuluh lintas agama dibawah Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) ini berlangsung 28 – 31 Agustus 2022 di Ubaya Training Center (UTC) Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Selain penyuluh lintas agama, Kemah Moderasi 2022 juga diikuti perwakilan ormas keagamaan dan PTKIN di Indonesia.

Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Dirjen Bimas Islam Kemenag RI) mengatakan, Kemah Moderasi 2022 bukan sekadar upacara sermonial semata melainkan untuk membangun komitmen dan fundamental dalam menjaga dan merawat kebhinnekaan.

“Moderasi Beragama bukan hanya diarusutamakan secara normatif tetapi bentuk implementatif dan manifestasi komitmen bersama untuk menjaga Indonesia, menjaga keberagamaan, menjaga NKRI, Pancasila dan UUD 1945,” kata Kamaruddin Amin saat membuka upacara Kemah Moderasi, Senin (29/8/2022).

“Saya yakin dan sangat percaya apa yang kita lakukan merupakan seribu langkah untuk menjaga Indonesia, keragaman dan kebhinnekaan. Ini adalah tugas kita bersama sebagai individu warga bangsa dan umat beragama,” sambung Kamaruddin Amin.

Di hadapan seribuan peserta Kemah Moderasi dan undangan yang hadir, Dirjen Bimas Islam mengutip sebuah kalimat sangat impresif dari seorang Pastor Hans Küng, teolog Kristen yang sarat nilai moderasi beragama.

“Tidak ada perdamaian di antara bangsa-bangsa tanpa perdamaian di antara agama-agama. Tidak ada perdamaian antar agama tanpa dialog antar agama. Tidak ada dialog antar agama tanpa penyelidikan atau investigasi tentang fondasi agama-agama,” ujar Kamaruddin mengutip pernyataan Pastor Hans.

Kamaruddin Amin menegaskan, sebagai umat muslim dengan keyakinan muslim dirinya tidak akan terganggu dengan agama lain.

Moderasi beragama lanjutnya bukanlah pendangkalan akidah agar sebagian masyarakat tidak salah paham dengan makna Moderasi Beragama.

“Ini penting supaya Moderasi Beragama tidak disalahpahami. Moderasi Beragama bukan bermaksud melemahkan akidah. Saya yakin dan percaya, agama Islam adalah terbaik, begitu juga dengan umat Hindu, Kristen, Katolik Buddha dan Khonghucu yang memiliki keyakinan bahwa agamanya yang paling benar dan menghantarkan menuju surga bertemu Tuhan, ” jelas Kamaruddin Amin.

Dirjen Bimas Islam pun mengajak kepada segenap peserta Kemah Moderasi untuk terus menjaga kebhinnekaan, saling menghormati dan toleran.

“Kemah moderasi bisa berperan maksimal dalam menjaga dan merawat keindonesiaan kita. Mari bersama menjaga Indonesia, menjaga agama, nilai-nilai agama dan menjaga Indonesia demi tercapainya cita-cita pembangunan dan kemerdekaan. Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya ,” tandas Kamaruddin.

Tampak hadir Bupati Mojokerto, Husnul Maram, Kakanwil Kemenag Jawa Timur, Mustain Ahmad (Kakanwil Kemenag Jateng), Komang Sri Marheni (Kakanwil Kemenag Bali), Forkopimda Pemprov Jatim dan pejabat di lingkungan Kementerian Agama lainnya.

Pembukaan Kemah Moderasi 2022 diawali dengan defile perwakilan Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, DKI, DIY, Jawa Tengah, Bali, PTKIN serta perwakilan masing-masing penyuluh dari Ditjen Bimas Kristen, Katolik, Budha dan Hindu se Indonesia yang mengenakan pakaian adat nusantara, serta Kasi Bimas Islam se-Jawa Timur.

‘Pelopor Moderasi Beragama: semangat, kompak, moderat dan religius’ pun menjadi yel-yel seribuan peserta Kemah Moderasi 2022.

Pada kesempatan tersebut juga dibacakan Deklarasi Moderasi Beragama, yang merupakan komitmen dari penyuluh agama dan Ormas Kepemudaan Islam. Diantara isi deklarasi tersebut adalah:
1. Berperan aktif menjaga Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan keutuhan NKRI.
2. Menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, dalam kebhinnekaan dengan menjaga semangat gotong-royong, persaudaraan, kerukunan, keadilan.
3. Saling bekerja sama dalam menjaga rasa aman, tentram, dan damai dalam kehidupan bermasyarakat.
4 Menjaga nilai-nilai luhur agama dan kepercayaan bangsa Indonesia dalam harmoni, kasih sayang, dan welas asih sesama manusia.
5. Menolak paham-paham radikal berbahaya dan segala bentuk teror yang merusak kesatuan dan persatuan bangsa.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *