simple hit counter
More

Pamerkan Ribuan Botol Plastik dari Sungai, Ecoton: Indonesia Darurat Sampah Plastik

×

Pamerkan Ribuan Botol Plastik dari Sungai, Ecoton: Indonesia Darurat Sampah Plastik

Sebarkan artikel ini
Seorang pengunjung menyusuri salah satu lorong plastik pada pameran Ecoton yang bertema Museum Plastik 3F (Fish Fersus Flastik), Sabtu (4/9/2021).
Seorang pengunjung menyusuri salah satu lorong plastik pada pameran Ecoton yang bertema Museum Plastik 3F (Fish Fersus Flastik), Sabtu (4/9/2021).

PORTALSURABAYA.COM – Prihatin rendahkan kesadaran warga yang tetap buang sampah plastik ke sungai, juga enggannya pemerintah menyediakan sarana pengolahan sampah, Ecoton lakukan edukasi tentang bahaya sampah plastik sekali pakai melalui pameran Instalasi sampah plastik, Sabtu (4/9/2021).

Pameran yang bertema Museum Plastik 3F (Fish Fersus Flastik) dengan berbahan plastik yang dipungut tim ekspedisi sungai nusantara dalam operasi pohon plastik beberapa waktu lalu. Pada pameran ini, Ecoton membangun 4 instalasi plastik yang bertujuan melakukan edukasi untuk mengurangi pemakaian plastik sekali pakai yang banyak mengotori sungai-sungai Indonesia kepada masyarakat.

Koordinator pameran Museum Plastik 3F, Firly Mas’ulatul Janah menjelaskan kondisi pencemaran sampah plastik di sungai-sungai Jawa Timur terutama di perkotaan seperti Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto dan Gresik sudah tidak bisa ditolerir lagi, masyarakat seenaknya membuang sampah ke sepanjang aliran sungai Brantas.

“Ada seribu lebih lokasi timbunan sampah disepanjan Brantas, 55% berupa sampah plastik sekali pakai yang akan terpecah menjadi mikroplastik,” ungkapnya.

Firly Mas’ulatul Jannah melanjutkan untuk membangun lorong instalasi pada pameran ini dibutuhkan 3544 botol plastik sekali pakai yang semuanya dipungut dari Kali Brantas di Jombang, Kali Wonokromo di Surabaya, kali Marmoyo di Mojokerto, kali Pelayaran di Sidoarjo dan sampah plastik dari kegiatan pembersihan pohon-pohon Kali brantas yang terjerat sampah plastik.

Kemudian, tambahnya dalam pameran ini pengunjung diajak menyusuri kehidupan bawah air yang menunjukkan penderitaan ikan-ikan yang hidup didasar sungai bersanding dengan sampah plastik.

“Ya, pameran ini di bangun 4 boot utama berupa lorong botol plastik sepanjang 12 meter, menara tas kresek setinggi 6 meter, pohon plastik dan Jaring popok yang berupa jaring ikan sepanjang 8 meter yang dipenuhi sampah popok dan gelas plastik,” kata Firly.

Temuan Ecoton menunjukkan jumlah mikroplastik lebih banyak dibandingkan plankton. Prediksi UNEP tahun 2050 jumlah plastik akan lebih banyak dibandingkan ikan.

“Indonesia darurat sampah Plastik
“Setiap tahun Indonesia menghasilkan 8 juta ton sampah plastik dan hanya 3 juta ton yang terkelola, sebagian besar yaitu 5 juta ton tak terurus. Sebagain dibakar, ditimbun dan dibuang ke sungai, ada sekitar 2,6 juta ton digelontorkan ke sungai pada akhirnya berakhir ke laut” jelas firly.

Kemudian Alumni Antropologi Universitas Airlangga (Unair) ini menjelaskan bahwa Indonesia adalah menjadi kontributor sampah plastik terbesar kedua setelah China.

Saatnya #stopmakanplastik dengan mengurangi pemakaian plastik sekali pakai (botol air minum mineral, sachet, tas kresek, sedotan, popok dan styrofoam).

“Setiap tahun kita (Indonesia) menyumbang 3,2 juta ton sampah plastik ke lautan, terbanyak kedua dilevel global, China menyumbang 6,4 juta ton sampah plastik ke lautan. Saatnya kita stop,” ungkap Firly.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *