simple hit counter
More

Cuaca Panas di Tanah Suci, Jemaah Haji Dianjurkan Pakai Alas Kaki

×

Cuaca Panas di Tanah Suci, Jemaah Haji Dianjurkan Pakai Alas Kaki

Sebarkan artikel ini
FB IMG 1655172952133 - Cuaca Panas di Tanah Suci, Jemaah Haji Dianjurkan Pakai Alas Kaki
Cuaca panas di Tanah Suci, jemaah haji dianjurkan memakai alas kaki dan banyak minum air. Foto: Rudi Siswanto (Jemaah Kloter 8 Embarkasi Surabaya)

PORTALSURABAYA.COM – Jemaah haji asal Kabupaten Pasuruan, Gresik, dan Kota Malang yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 16 mulai memasuki Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) pada Senin (13/6/2022) pukul 18.30 WIB.

Kloter gabungan dari tiga kabupaten/kota tersebut disambut Husnul Maram, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, di Hall Mina AHES.

Di depan 450 jemaah haji, Husnul Maram mengajak jemaah haji untuk selalu menjaga kesehatan selama di tanah suci. Ia menuturkan saat ini suhu cuaca di tanah suci sangatlah tinggi, berkisar pada 50° C.

“Suhu disana saat ini lima puluh derajat celcius. Jika Bapak Ibu keluar dari kamar, jangan lupa untuk memakai alas kaki, sandal ataupun sepatu,” pesannya.

Ia lantas menceritakan penuturan dari petugas haji Kloter terkait jemaah yang alas kakinya hilang sehingga terpaksa berjalan dengan kaki telanjang.

“Informasi dari petugas Kloter, ada jemaah kita yang kehilangan sandalnya saat keluar dari masjid. Akhirnya terpaksa jalan tanpa alas kaki sehingga telapak kakinya melepuh. Jadi jangan lupa, kalau masuk masjid, sandalnya dimasukkan kresek,” tutur pria yang juga Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur (Kakanwil Kemenag Jatim) ini.

Selain itu, ia juga berpesan agar jemaah haji memperbanyak minum air untuk menghindari dehidrasi.

“Misal kalau urine Bapak Ibu berwarna kuning, mohon untuk tidak keluar kamar dulu. Panjenengan perbanyak minum air putih dulu sampai air kencingnya bening kembali, agar tidak terjadi dehidrasi,” pesan Husnul Maram.

Hingga Senin (13/6/2022) kemarin, terang Kakanwil, telah terdapat 6719 jemaah haji dari 15 Kloter yang sudah bertolak menuju Madinah.

Ia lantas memberikan catatan evaluasi hingga 10 hari pertama keberangkatan jemaah Embarkasi Surabaya.

Belajar dari barang bawaan koper dan tas tenteng Kloter sebelumnya, tandas Kakanwil, perlu mendapatkan perhatian dari jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci.

Menurutnya, tas bagasi yang dibawa maksimal memuat 15 kg, dan tas tenteng yang dapat diisi maksimal 5 kg.

“Jangan sampai overweight kopernya, pasti nanti dibongkar disuruh ngeluarin barangnya, biar tidak lebih dari 15 kg,” ujarnya.

Kelebihan muatan tersebut, tambah Kakanwil, biasanya karena jemaah memasukkan bahan makanan seperti beras, mie instan, snack, bumbu masak secara berlebihan.

“Tadi malam, ada jemaah Kloter 16 yang kopernya overweight, ternyata dalamnya ada teko sama kopi yang banyak. Akhirnya, jemaah memilih mengeluarkan tekonya dari pada barang yang lain,” tutur Kakanwil.

Ia juga mengingatkan jemaah yang akan berangkat haji paham penempatan barangnya.

“Powerbank maximal kapasitas 20.000 mAh bisa ditempatkan di tas tenteng, jangan di koper. Sedangkan benda tajam seperti silet, gunting, pisau, alat cukur letakkan di koper besar, jangan di tas tenteng,” tambahnya.

Adapun rokok, jelas Maram maksimal 200 batang saja yang bisa dibawa.

“Cairan dan gel yang boleh dibawa dalam pesawat tidak boleh lebih dari 100 ml,” pungkasnya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *