simple hit counter
Gresik

Atasi Masalah Stunting Balita, Dinkes Gresik: Perlu Kerjasama Antar OPD

×

Atasi Masalah Stunting Balita, Dinkes Gresik: Perlu Kerjasama Antar OPD

Sebarkan artikel ini
Dinkes Kabupaten Gresik sedang memberikan konseling tentang Stunting kepada orangtua balita beberapa waktu lalu./Foto: Ist
Dinkes Kabupaten Gresik sedang memberikan konseling tentang Stunting kepada orangtua balita beberapa waktu lalu./Foto: Ist

PORTALSURABAYA.COM – Untuk mengatasi gagal tumbuh pada balita atau Stunting, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gresik tidak bisa bekerja sendiri, perlu adanya kerjasama antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Gresik, Rumiyati yang menyebut kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Sehingga dalam penanggulangan Stunting perlu kerjasama optimal dari semua unsur mulai dari OPD yang terkait, petugas Kesehatan, kader maupun peran orang tua dalam pola asuh dan pola makan anak.

“Untuk pencegahan menjaga pola makan dan pola asuh. Jadi intinya kita tidak bisa sendiri, jadi kerjasama antar OPD sangat penting untuk mengatasi Stunting ini,” kata Rumiyati, Rabu (22/9/2021).

Sehingga dengan saling terkait dan ada sinergi antar OPD, di harapankan angka gizi buruk pada anak dan angka stunting semakin menurun di Kabupaten Gresik.

Juga yang tak kalah penting dilakukan pemberian konseling tentang pemberian makan bayi dan anak kepada orang tua balita. Agar pola makan sehat dan gizi seimbang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari balita.

Tapi, untuk sementara kegiatan penyuluhan atau konseling timbang kepada orang tua bayi masih diadakan dari pintu ke pintu disebabkan kondisi dalam situasi pandemi.

“Sementara kita melakukan dengan sistem mendatangi dari rumah ke rumah karena efek pandemi ini,” jelasnya.

Hal yang sama dikatakan staf KGM Gizi, Pariyati yang menyebut untuk stunting selama satu tahun 2019 sebanyak 11,01 persen dan tahun 2020 mulai bulan Februari menyentuh pada angka 11,04 persen. Untuk itu perlu adanya konseling yang diberikan petugas gizi atau bidan Desa setempat.

“Tahun 2019 mencapai 11,01 persen angka Stunting. Lalu tahun 2020 dibulan Februari naik ke angka 11,04 persen. Jadi sangat perlu pemberian konseling kepada orangtua bayi,” ungkapnya.

Dengan pola-pola itu, angka Stunting diharapkan bisa menurun di Kabupaten Gresik. Misalnya seperti pola hidup sehat, menjaga lingkungan, menjaga protein dan juga harus ada jamban yang bersih dan sehat di rumah.

“Kami berharap kerjasama OPD yang terkait. Karena anak sebagai generasi penerus nantinya. Agar stunting bisa turun yang tidak menyebabkan rendahnya dari segi ekonomi, pengetahuan dan tumbuh kembangnya anak,” jelas Pariyati.*

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *