simple hit counter
Persebaya Kita

Persebaya Tidak Bisa Kalahkan Juru Kunci

×

Persebaya Tidak Bisa Kalahkan Juru Kunci

Sebarkan artikel ini
FB IMG 1677668861436 - Persebaya Tidak Bisa Kalahkan Juru Kunci
Persebaya tidak bisa kalahkan juru kunci. Foto: Official Persebaya

PORTALSURABAYA.COM – Persebaya gagal revans atas Rans Nusantara dalam pekan ke-27 BRI Liga 1 2022/2023. Berlaga di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (28/2/2023), Bajol Ijo hanya mampu meraih skor 2-2.

Unggul dulu di babak kedua lewat gol Sho Yamamoto pada menit ke-64′ dan Paulo Victor (69′). Tapi berhasil dibalas tuan rumah oleh gol Edo Febriansyah (77′) dan Makan Konate (84′).

Berikut ulasan Kukuh Ismoyo, Arek Bonek Sukodono yang juga anggota Bonek Writer Forum (BWF).

Babak pertama

Seperti yang diduga, Rans memainkan sepakbola bertahan dalam menghadapi Persebaya kali ini. Low block defense mereka terapkan dengan hanya menyisakan David Laly di garis tengah lapangan.

Sebab nyaris semua pemain Rans ada di final third pertahanan sendiri. Namun, meskipun menyisakan David Laly, tapi terlihat di beberapa kesempatan, serangan Rans justru dilakukan oleh seorang Marouka yang diinisiasi sebelumnya oleh Edo Febriansyah. Hanya 2 pemain, tapi cukup bikin deg deg ser.

Persebaya sendiri terlihat kebingungan dalam membangun serangan. Dari sisi kiri, Persebaya lebih banyak menyerang Rans di babak ini. Tapi yang terlihat, Sho Yamamoto juga Catur Pamungkas tak tampak bertenaga kala serangan berada di sisi mereka.

Catur terutama, tidak seperti Alta Ballah yang bagus kala melakukan transisi serangan, juga pergerakan tanpa bola di sisi flank, Catur malah terlihat lebih pasif. Pun, sinerginya dengan Ze Valente juga Sho Yamamoto tak tampak baik di lapangan.

Sementara di sisi kanan, kendati memang tak banyak ketempatan serangan, mestinya patut dijadikan salah satu opsi kala membongkar pertahanan Rans. Ahmad Nufiandani juga Koko Ari tak tampak banyak terlibat dalam serangan Persebaya di babak ini.

Pemain yang terlihat sangat bekerja keras di babak ini adalah Ze Valente. Ia menjadi produsen serangan dari Persebaya. Ia juga terlibat jauh lebih banyak dalam permainan ketimbang Sho Yamamoto, juga Alwi Slamat sebagai inisiator serangan.

Babak kedua

Sebelum gol Sho Yamamoto, Arek-arek Green Force sebetulnya bermain masih sebagaimana babak pertama tadi. Bingung. Tak berpola. Tapi kemudian sepertinya ada instruksi (atau inisiatif sendiri) untuk Sho Yamamoto menjadi free role player yang bisa berada dan bergerak di mana saja.

Terbukti, gol pertama Persebaya, ia justru bisa berada di half space sebelah kanan di kotak penalti untuk menyongsong umpan Ze Valente menjadi gol yang cukup spektakuler. Visioner sekali Ze Valente di match ini. Umpan cantik berikutnya pada Paulo Victor kembali mencatatkan namanya sebagai pengepul assist pada gol kedua Persebaya.

Sayang seribu sayang, kemenangan di depan mata, hilang. Adalah Edo Febriansyah yang lagi dan lagi menjadi kryptonite bagi Persebaya sebagaimana match di putaran pertama. 1 gol dan 1 asisnya membatalkan kemenangan di depan mata Persebaya atas Rans.

Di babak kedua ini, patut juga jadi perhatian soal pergantian yang dilakukan Coach Aji. Mengganti Alwi Slamat pada Rizky Dwiyan, alih-alih kepada Andre Cobra yang lebih bertahan patut dipertanyakan.

Juga bagaimana Aji justru memasukkan Rumere seorang gelandang untuk menggantikan Ahmad Nufiandani yang seorang Winger. Eksperimen apalagi, Coach?

Ini adalah kesekian kalinya Persebaya mengalami pertandingan selalu kebobolan. Terakhir kali nirbobol saat menang melawan Persita Tangerang 5-0, setelah itu selalu kebobolan. Ini merupakan indikator buruk pertahanan Persebaya. Dan jujur saja, karena ini saya jadi sedikit skeptis terhadap masa depan Leo Lelis di Persebaya.

Sekadar info, kalau disuruh memilih apakah butuh bek yang jago menciptakan gol atau melakukan defensif action, maka saya akan memilih pilihan terakhir. Ya bagaimana lavi, fungsinya bek ya menjaga agar tidak kebobolan. Kalau toh ada kelebihan mampu mencetak gol, itu hanya bonus.

Dan Leo lelis, justru terlihat tak lebih baik dalam melakukan defensif action ketimbang seorang anak muda pribumi bernama Rizky Ridho! Ini fakta!

Alarm ini harus segera dibunyikan tim kepelatihan. Ada 2 nama defender legenda Timnas dan Persebaya yang ada di tim kepelatihan, kalau toh performa para beknya masih payah begini, mau jadi apa nantinya? Juara? Ouw tunggu dulu…

Dengan susunan pemain inti dan cadangan yang jomplang, jangan harap bisa bersaing di setidaknya 3 besar Liga Indonesia. Azrul harus berpikir ulang untuk menjadikan Persebaya Surabaya juara dengan komposisi tim seperti ini.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *