simple hit counter
Persebaya Kita

Persebaya Kalah Perdana di Kandang

×

Persebaya Kalah Perdana di Kandang

Sebarkan artikel ini
IMG 20220902 WA0049 01 - Persebaya Kalah Perdana di Kandang
Persebaya kalah perdana di Gelora Bung Tomo (GBT), Jum'at (2/9/2022). Foto: Joko Kristiono/Portal Surabaya

PORTALSURABAYA.COM – Target hattrick kemenangan yang ditekadkan Persebaya Surabaya gagal. Pada pekan kedelapan BRI Liga 1 2022 Arek-arek Green Force kalah 0-1 atas Bali United di hadapan lebih dari 20 ribu Bonek di kandang sendiri, Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jum’at (2/9/2022).

Kekalahan perdana Bajol Ijo di kandang ini dibuat oleh gol semata wayang Privat Mbarga di menit ke-33. Menurut catatan Stats Rawon yang dipandegani Dhion Prasetya, ini merupakan gol ke-625 yang bersarang ke gawang Persebaya sejak Liga Indonesia musim 1994/1995.

Berikut catatan Kukuh Ismoyo, pengamat sepak bola yang juga Arek Bonek Sukodono:

Babak Pertama

Tahu bahwa jantung serangan Bali United ada pada seorang Eber Bessa, maka tak heran Coach Aji Santoso akhirnya memberikan tugas khusus pada Andre ‘Cobra’ Octaviandyah untuk me-marking-nya dengan sangat ketat.

Dapat lihat, di mana pun Bessa berada, akan selalu ada Andre Cobra di dekatnya. Kalau toh Bessa sedang turun, maka Andre akan mencoba untuk memotong jalur rotasi dan jalur serangan yang sering mencari Bessa sebagai sentral serangan. Cukup efektif sejauh ini.

Di 10 menit pertama, semakin terlihat kalau Sho Yamamoto harusnya diberikan kesempatan tampil sebagai trequarista. Atau kalau tidak, bisa dicoba  sebagai gelandang serang di sisi tengah lapangan yang bermain secara free role.

Dua kali tembakan dari Sho Yamamoto di awal laga, malah berada di sisi kanan dan sisi tengah kotak penalti, yang justru jauh dari sisinya sebagai winger kiri.

Permainan Persebaya cukup baik sebenarnya hingga 30 menit awal. Umpan satu dua dan through pass diperagakan dengan ciamik sekali.

Sayang tak ada tembakan yang mengarah ke gawang dengan baik. Bali United sangat ketat menjaga daerah sepertiga akhir pertahanannya.

Bali United bermain sabar sekali di babak ini. Mereka tahu bagaimana eksplosifnya para pemain muda persebaya.

Berbahaya kalau bermain cepat. Itulah mengapa mereka lebih memilih memainkan bola dan bermain dengan tempo sedang saja.

Bola dari tengah, lebih banyak digulirkan langsung oleh Bessa ke arah Privat Mbraga atau Yabes Roni di sisi sayap. Terbukti, cara ini cukup efektif.

Sisi Catur Pamungkas, lagi dan lagi dieksploitasi dengan baik oleh Mbraga dan Bessa. Seringkali tertangkap mata, betapa Catur Pamungkas selalu telat turun dan harus kedodoran saat mengejar Privat Mbraga di sisi kanan penyerangan Bali United.

Pun, kita lihat gol dari Privat, juga tercipta karena tak ada marking padanya. Haruskah ia digantikan Alta Ballah?

Babak Kedua

1. Tidak punya pemain yang bisa crossing bagus buat Silvio Junior. Padahal ini penting buat Silvio yang jago bola atas.

2. Hanya punya Marselino, pemain yang mampu menembak dari luar penalti. Sehingga saat buntu, tak ada pemain yang berani melakukan shooting sebagaimana Marselino.

3. Di babak kedua ini, Bali United pintar memanfaatkan momentum lewat serangan balik, dengan menempatkan pemainnya pada line terakhir, untuk kemudian menyongsong umpan terobosan dan beradu sprint. Beruntung punya Rizky Ridho dengan tackle dan clearances ajaibnya. Jadi tidak ada gol tambahan untuk Bali United.

Saya berani berkata, bahwa bek lokal terbaik Liga 1 saat ini adalah Rizkt Ridho! Valid no debate.

4. Pemain Persebaya bingung sendiri saat di depan tahu kalau Bali United menumpuk pemainnya di petak penalti, pemain Persebaya langsung blank. Umpan jelek, tiada penetrasi, shooting pun tidak. Bingung.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *