simple hit counter
Ekbis

Hasil Sidak Wamendag: Harga Bapok di Kota Bogor Secara Umum Aman dan Stabil

×

Hasil Sidak Wamendag: Harga Bapok di Kota Bogor Secara Umum Aman dan Stabil

Sebarkan artikel ini
IMG 20220413 WA0003 - Hasil Sidak Wamendag: Harga Bapok di Kota Bogor Secara Umum Aman dan Stabil
Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Wamendag RI), mendampingi anggota Komisi VI DPR RI melakukan pemantauan ketersediaan stok dan harga barang kebutuhan pokok di Pasar Baru, Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022). Pemantauan dilakukan guna memastikan stok dan harga bapok stabil di Kota Bogor. Foto: Humas Kemendag RI

PORTALSURABAYA.COM – Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Wamendag RI), memastikan ketersediaan dan harga barang pokok di wilayah Bogor aman dan stabil.

Demikian hasil pemantauan di Pasar Baru Bogor Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/4/2022). Pemerintah Kota Bogor menjamin bapok tersedia dalam jumlah sangat cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir memenuhi kebutuhan selama bulan puasa dan Idul Fitri.

Turut hadir pada pantauan tersebut M. Sarmuji, Ketua Komisi VI DPR RI, Suhanto, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan RI, Syailendra, Staf Ahli Menteri Perdagangan, Bima Arya, Wali Kota Bogor, dan Ganjar Gunawan, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kota Bogor.

“Dalam pantauan kali ini, harga sejumlah komoditas bapok naik namun masih dalam batas wajar. Harga bapok juga dapat dikatakan relatif stabil sejak sepekan sebelum Ramadan. Selain itu, stok bapok juga masih tersedia dan aman hingga Idul Fitri 1443 H,” kata Jerry Sambuaga dalam keterangan tertulisnya.

Harga bapok di Pasar Baru Bogor Suryakencana antara lain telur ayam Rp24.000/kg, gula pasir Rp14.000/kg, dan daging sapi Rp140.000/kg.

Sementara, daging ayam Rp35.000/kg, cabe rawit Rp40.000/kg, dan cabe merah keriting Rp35.000/kg. Bawang merah Rp32.000/kg dan bawang putih Rp30.000/kg.

Sedangkan, harga minyak goreng kemasan masih di kisaran Rp25.000/liter dan minyak curah Rp20.000/liter.

Sejumlah pedagang di pasar tersebut mengatakan, kendati harga tinggi, tidak ada kesulitan untuk mendapatkan barang. Selain itu, permintaan masyarakat terhadap barang kebutuhan pokok dinilai juga masih terkendali.

Menurut Wamendag, pemerintah saat ini fokus untuk menjamin keberlangsungan suplai dan stok untuk masyarakat. Terkait harga, kata dia, dilaporkan ada beberapa komoditas bapok yang naik masih dalam batas kewajaran karena ada peningkatan permintaan saat Ramadan. Namun, sejauh ini stok masih tersedia.

Jerry Sambuaga meminta masyarakat tidak perlu khawatir karena pemerintah menjamin kecukupan ketersedian stok dan pasokan bapok. Masa ketahanan bapok rata-rata lebih dari sebulan dan dijaga secara berkesinambungan. Sehingga, dipastikan mencukupi untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri 1443 H.

Kementerian Perdagangan berkolaborasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk memastikan kecukupan cadangan pangan pemerintah dan optimalisasi distribusi barang kebutuhan pokok melalui penugasan Bulog dan ID Food.

“Semoga masyarakat dapat khusyuk menjalankan ibadah Puasa dan merayakan Lebaran serta memenuhi kebutuhan pokok dengan ketersediaan yang baik dan harga yang wajar,” harapnya.

Wamendag menegaskan, pemerintah telah melakukan berbagai langkah baik yang sifatnya koordinatif maupun intervensi kebijakan yang fundamental.

Beberapa langkah yang dilakukan Kementerian Perdagangan di antaranya adalah pemantauan harga melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) dalam rangka sistem peringatan dini (early warning system), penguatan sinergi dan koordinasi dengan seluruh instansi terkait, kerja sama dengan pelaku usaha, pengawasan kelancaran distribusi, dan pelaksanaan operasi pasar di berbagai wilayah.

“Menteri Perdagangan, saya, dan seluruh jajaran Kemendag turun ke ke pasar sebagai bukti keseriusan Kemendag dalam mengawal kestabilan harga dan pasokan bapok pada Ramadan dan mengatasi masalah yang terjadi di lapangan,” tukas Wamendag.

Sementara itu, M. Sarmuji, Ketua Komis VI DPR RI mengatakan, dari hasil pantauan kemarin, harga bapok stabil dan pasokan ke pasar rakyat cukup, kecuali terigu yang naik. Jika pun ada komoditas yang harganya sedikit lebih tinggi, sifatnya fluktuatif dan harganya masih dalam batas kewajaran dan dapat dijangkau.

“Diharapkan kondisi ini akan terus terjadi sampai nanti usai tahun baru,” katanya.

Sarmuji meminta Bulog, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah turun ke pasar-pasar untuk memastikan ketersediaan stok selama Ramadan dan jelang Idul Fitri 1443 H aman.

“Cek, tanya langsung ke pedagang, apakah barang-barang yang dibutuhkan itu ada atau tidak ada,” ujarnya.

Bima Arya, Wali Kota Kota Bogor mengatakan, Pemkot Bogor turut berupaya menyeimbangkan jika harga bapok mulai naik. Sejauh ini, ketersediaan bapok dalam kondisi aman dan harganya juga dinilai masih dalam batas wajar.

“Kami akan terus menjaga stok untuk meminimalisasi agar stok tidak kosong. Kalau barang tidak ada, harga bisa naik,” pungkasnya.

Harga Bapok di 216 Pasar Relatif Stabil
Stok bapok tersedia menjelang Ramadan berdasarkan hasil pemantauan di pasar rakyat melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) di 216 pasar yang tersebar di 90 kabupaten/kota seluruh Indonesia. Perkembangan harga sampai dengan H-20 Idul Fitri 1443 H sejumlah kebutuhan bapok secara umum terpantau relatif stabil.

Harga beras terpantau stabil berada di kisaran Rp10.500/kg untuk medium dan Rp12.400/kg untuk premium. Beras diproyeksikan memiliki ketahanan stok sampai dengan 10,5 bulan mendatang.

Adapun harga gula berkisar Rp14.600/kg atau naik 3,55 persen dibanding bulan lalu dan naik 12,31 persen jika dibandingkan periode Idul Fitri tahun lalu.

Pemerintah telah merelaksasi harga acuan gula pasir di tingkat eceran menjadi Rp13.500/kg. Sementara wilayah Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua, diberikan relaksasi harga acuan sebesar Rp14.000/kg untuk gula pasir curah dan Rp14.500/kg untuk gula pasir kemasan.

Terkait soal kedelai, pemerintah telah melakukan intervensi dengan menugaskan Bulog untuk menjalankan program Bantuan Penggantian Selisih Harga Pembelian kedelai sebesar Rp1.000/kg di tingkat pengrajin tempe dan tahu bersumber dari anggaran Cadangan Stabilisasi Harga Pangan (CSHP).

Saat ini, pengrajin tahu dan tempe telah mulai menikmati harga beli yang lebih rendah dari harga keekonomian pasar guna menjaga kelangsungan usaha dan harga jual di tingkat konsumen.

Sejalan dengan tren peningkatan permintaan daging sapi, daging ayam ras, dan telur ayam ras, harga ketiga komoditas ini juga tercatat naik. Pemerintah terus berupaya memastikan ketersediaan daging sapi baik melalui sapi lokal maupun percepatan impor daging beku.

Bapanas mencatat terdapat sekitar 58.481 ekor sapi hidup siap potong yang tersebar di Sumatera, Banten, dan Jawa Barat. Sementara itu, realisasi impor daging beku oleh Bulog telah menyentuh 20 ribu ton.

Sebagai upaya mengendalikan harga telur dan daging ayam ras, Kemendag menugaskan Perum Bulog untuk menyediakan 50 ribu ton jagung pakan ternak guna membantu pemenuhan kebutuhan peternak skala mikro dan kecil.

Meskipun komoditas hortikultura seperti cabai dan bawang menyumbang inflasi pada Maret 2022, diprediksi akan terjadi deflasi pada periode Ramadan dan Idul Fitri 1443 H.

Per 8 April 2022, cabai merah keriting turun 2,50 persen, cabai rawit merah turun 12,15 persen, bawang merah turun 7,05 persen. Tren penurunan diprediksi masih akan terus terjadi sepanjang April hingga Mei 2022 mengingat berbagai sentra produksi sedang panen raya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *