simple hit counter
Persebaya Kita

Disanksi Komdis, Persebaya Tekor Miliaran Rupiah

×

Disanksi Komdis, Persebaya Tekor Miliaran Rupiah

Sebarkan artikel ini
IMG 20220904 WA0022 01 - Disanksi Komdis, Persebaya Tekor Miliaran Rupiah
Dihukum 5 pertandingan kandang tanpa penonton, Persebaya tak dapat dukungan Bonek semeriah ini. Foto: Joko Kristiono/Portal Surabaya

PORTALSURABAYA.COM – Kerusuhan yang terjadi di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, seusai kekalahan 1-2 Persebaya dari Rans Nusantara FC pada 15 September 2022 lalu, menyebabkan tim Persebaya Surabaya diperkirakan rugi belasan miliar rupiah. Situasi yang bisa menggerogoti kondisi keuangan tim berjuluk Bajol Ijo secara serius.

Soal kerugian miliaran rupiah sudah diakui oleh Persebaya. Dijelaskan, kerugian itu akibat hukuman lima pertandingan home tanpa penonton dari Komisi Disiplin PSSI.

Ram Surahman, Sekretaris Tim Persebaya, membenarkan perihal kerugian miliaran rupiah ini. Ram menyebut angka Rp 5 miliar dari nilai promotion value yang diberikan kepada para sponsor.

Sebagaimana diketahui, Persebaya memiliki lima sponsor musim ini, Kapal Api, Kings Wallet, Extra Joss, MPM Honda, dan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

“Semuanya mendapatkan benefit dalam pertandingan. Mulai dari umbul-umbul, sampling produk, e-board, dan sebagainya,” ujarnya.

Nah, benefit yang diberikan langsung kepada penonton tidak bisa diberikan lagi. Sampling produk, brosur, dan interaksi lainnya dengan fans hilang. Pun demikian halnya dengan umbul-umbul, akan sia-sia dipasang jika tidak ada penonton.

”Dengan angka penonton Persebaya yang begitu besar, mendekati rata-rata 30 ribu per pertandingan di Gelora Bung Tomo, hitungan kerugiannya mencapai Rp1miliar setiap game. Jika lima game tanpa penonton kerugiannya ya Rp5miliar,” lanjut Ram.

Kerugian lainnya adalah dari pendapatan tiket penonton. Dengan asumsi penonton 25 ribu per game, seperti halnya rata-rata penonton di GBT musim ini, kerugian bisa mencapai 9,4 miliar untuk lima game.

Sebagai catatan, tiket pertandingan Persebaya saat ini Rp75ribu untuk ekonomi. Dan Rp250ribu untuk VIP.

Plus denda PSSI dan biaya perbaikan stadion Gelora Delta Sidoarjo, total kerugian bisa melebihi Rp15miliar.

Kabarnya, rata-rata biaya klub Liga 1 semusim sekitar Rp60miliar. Artinya, kerugian akibat kerusuhan di Sidoarjo bisa menutupi seperempat kebutuhan tim satu musim.

Sebelumnya saat Azrul Ananda, Presiden Persebaya, mengumumkan pengunduran diri di depan Bonek dia menyampaikan bahwa masa depan klub tergantung suporternya.

Kerusuhan suporter yang dialami Persebaya tidak hanya sekali ini. Sejak 2017,  kerusuhan itu terjadi pada 12 Oktober 2017, ketika Persebaya kalah 0-1 dari Kalteng Putra di GBT pada babak 16 besar Liga 2 Grup C.

Sebelumnya, pada Mei 2017, Bonek juga melakukan demonstrasi agar Iwan Setiawan dipecat setelah kalah dari tuan rumah Martapura FC.

Pada 2018 mess pemain menjadi sasaran demonstrasi. Bus tim yang sedang mengangkut pemain pulang dari laga away dilempari telur.

Pada 2019, Persebaya didemonstrasi setelah kalah dari Arema FC. Kantor Persebaya dan beberapa Persebaya Store mengalami vandalisme dan digembok suporter yang kecewa.

Di stadion, bahkan terjadi dua kerusuhan selama 2019. Pertama pada 19 Juni 2019 ketika Persebaya bermain imbang 1-1 melawan Madura United di babak delapan besar Piala Indonesia. Pertandingan dihentikan beberapa menit sebelum laga berakhir.

Kerusuhan di stadion kedua pada 2019 terjadi pada 29 Oktober. Ketika itu, Persebaya tertinggal 2-3 dari PSS Sleman dalam matchday ke-25. Suporter masuk ke lapangan, melakukan perusakan, dan pembakaran.

Untuk memperbaiki stadion saja, Persebaya menghabiskan lebih dari 500 juta saat itu. Plus kena pertandingan usiran tanpa penonton sampai akhir musim.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *