simple hit counter
Blambangan

Tak Terdaftar DTKS, 3.000 Warga Banyuwangi Terima Sembako Kemensos  

×

Tak Terdaftar DTKS, 3.000 Warga Banyuwangi Terima Sembako Kemensos  

Sebarkan artikel ini
SEMBAKO KEMENSOS: Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestandani membagi paket sembako dari Kemensos kepada 3.000 warga tak terdaftar DTKS. Foto/IST/Portalsurabaya.com
SEMBAKO KEMENSOS: Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestandani membagi paket sembako dari Kemensos kepada 3.000 warga tak terdaftar DTKS. Foto/IST/Portalsurabaya.com

PORTALSURABAYA.COMPemkab Banyuwangi kembali menyalurkan bantuan sosial (Bansos) — termasuk bantuan dari Kemensos — berupa sembako kepada warga terdampak Covid-19 yang tidak terdaftar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), Rabu (4/8/2021).

Bupati Ipuk Fiestiandani menegaskan, sasaran Bansos kali ini adalah 3.000 warga yang berasal dari pengelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), pelaku seni, supir angkot, dan para karyawan toko, yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Ipuk menjelaskan, para penerima Bansos dari Kemensos ini merupakan warga yang belum terdata DTKS, dan belum pernah mendapatkan bantuan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST), BLT Desa, Bansos dari APBD dan lainnya.

Baca Juga: Terdampak PPKM! 48.965 Warga Banyuwangi Dapat Sembako dan Uang

“Banyak kalangan yang terdampak dari PPKM ini, seperti pelaku wisata karena destinasi wisata harus tutup selama PPKM. Pendapatan mereka tentu menurun,” terang Ipuk saat menyerahkan Bansos di Posko Penanganan Covid-19 Banyuwangi.

Paket sembako untuk 3.000 warga ini, kata Ipuk, merupakan kebijakan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini. “Terima kasih Menteri Sosial, Ibu Tri Rismaharini yang telah menambah 3.000 paket bansos ini,” ucap Ipuk.

Selain itu, istri bupati dua periode Abdullah Azwar Anas ini juga meminta Dinas Sosial (Dinsos) Banyuwangi agar mendata dan dimasukkan para penerima Bansos kali ini ke dalam DTKS.

Baca Juga: Buka ‘Lapak Covid-19’ Gratis, Ipuk Apresiasi Para Pelukis Banyuwangi

“Karena mungkin dulu mereka ini masih terhitung sebagai orang mampu, namun karena efek Covid dan PPKM akhirnya menjadi orang kurang mampu. Sehingga dengan masuk DTKS, ke depan bisa lebih mudah terjangkau program bantuan pemerintah,” ungkap Ipuk.

Salah satu penerima Bansos, Mustaqbilal (40), yang merupakan pelaku seni pahat Barong, senang mendapat perhatian dari pemerintah. “Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan. Bisa mengurangi beban sehari-hari,” kata seniman yang juga seorang difabel tersebut.

Pun begitu dengan Citra Quratun, salah seorang penerima Bansos lainnya, berharap kondisi bisa segera pulih. “Semoga kondisi segera pulih, dan kami bisa bekerja lagi,” harap pegawai di salah satu pasar modern yang saat ini bekerja sampingan di makanan olahan selama PPKM.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *