simple hit counter
More

Simulasi Tsunami di Pacitan, Mensos Risma Ikut Lari Bersama Warga

×

Simulasi Tsunami di Pacitan, Mensos Risma Ikut Lari Bersama Warga

Sebarkan artikel ini
Menteri Sosial Tri Rismaharani saat melihat peta potensi bencana gempa bumi dan tsunami./ Foto: Istimewa
Menteri Sosial Tri Rismaharani saat melihat peta potensi bencana gempa bumi dan tsunami./ Foto: Istimewa

PORTALSURABAYA.COM – Menteri Sosial Tri Rismaharani bersama warga Pacitan berlari ke dataran yang lebih tinggi, Sabtu (11/9/2021) sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, terjadi gempa bumi dengan magnitudo 8,7, epicenter 300 km Tenggara Pacitan dan kedalaman 19 km.

Akibatnya, terjadi tsunami di seluruh pesisir Jawa Timur termasuk wilayah Pacitan dengan ketinggian gelombang tsunami 25-28 m dari muka air laut.

Mensos Tri Rismaharani dan masyarakat setempat punya waktu 20 menit untuk berlari ke dataran tinggi itu sebelum tsunami datang mengancam jiwa mereka.

Sambil berlari secepat mungkin di bawah guyuran hujan, raut wajah mereka tampak begitu panik saling berebut mencari selamat.

Ya, Mensos Tri Rismaharani dan warga Pacitan sedang melakukan simulasi evakuasi menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Pacitan sebagai langkah mitigasi bencana.

Upaya mitigasi bencana dilakukan dengan memperhatikan hasil studi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengatakan bahwa kawasan Pacitan punya resiko cukup tinggi bencana gempa bumi dan tsunami.

Simulasi itu juga melibatkan personel Tagana (Taruna Siaga Bencana) dengan peralatan lengkap seperti tenda, alas tidur, permakanan, Mobil Dapur Umum Lapangan dan truk tangki air.

“Simulasi ini dilakukan di Pacitan karena kawasan ini merupakan daerah demgan resiko paling tinggi dampak dari bencana gempa bumi dan tsunami. Tapi semoga tidak terjadi. Apabila memang terjadi diharapkan dampaknya bisa diminimalkan,” kata Risma di Dermaga Tamperan, Pacitan.

Mantan Walikota Surabaya itu berpesan kepada Tagana, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk memastikan lebih detil jalur evakuasi, termasuk di tengah kota yang padat penduduk sebagai jalur evakuasi masyarakat apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.

“Pastikan kalian membuat simulasi lebih detil ke mana masyarakat harus menyelamatkan diri. Perhitungkan yang mengungsi adalah lanjut usia dengan waktu hanya sekitar 20 menit,” kata Risma.

Ia juga meminta pemerintah daerah dan pilar sosial untuk memperhatikan dengan serius penyelamatan terhadap kelompok rentan, termasuk lanjut usia.

“Kasih titik di mana saja mereka tinggal. Ini akan memudahkan langkah evakuasi,” kata Mensos.

Dalam kesempatan tersebut, Risma bersama Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menuju ke titik-titik evakuasi yang ditentukan. Ia memimpin pertemuan kecil memverifikasi peta data dengan kondisi lapangan di pinggir sungai di kawasan Dusun Babakan, Desa Kembang.

Dalam beberapa kesempatan, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan berdasarkan penelitian dan pemodelan BMKG, wilayah selatan Jawa Timur menyimpan potensi bencana gempa bumi yang cukup besar. Daerah yang diprediksi terdampak tersebut adalah Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Malang Selatan, Lumajang, dan Banyuwangi.

Meskipun belum ditemukan alat yang dapat memprediksi secara tepat kapan bencana terjadi, namun Risma menekankan perlunya upaya serius, terencana dan terorganisasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah menghadapi kemungkinan terjadi bencana.

“Saya sudah meminta jajaran agar melakukan sosialisasi mitigasi bencana secara periodik dan terencana di kawasan yang rawan termasuk Pacitan,” ujarnya.

Selanjutnya Kemensos akan membentuk Kawasan Siaga Bencana (KSB) di beberapa daerah di Selatan Jawa sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.

“Di Pacitan sudah dibentuk lima KSB. KSB ini nantikan akan melakukan simulasi secara berkala dengan melibatkan kelompok rentan yakni perempuan, lanjut usia, penyandang disabilitas dan anak-anak, agar mereka terlatih melakukan evakuasi mandiri sebelum datang pertolongan ketika terjadi bencana,” beber Risma.* (Imron)

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *