simple hit counter
More

Kisah Jauharoh Said, Ratusan Kali ke Tanah Suci

×

Kisah Jauharoh Said, Ratusan Kali ke Tanah Suci

Sebarkan artikel ini
IMG 20220628 WA0013 - Kisah Jauharoh Said, Ratusan Kali ke Tanah Suci
Jauharoh Said. Foto: Humas Kanwil Kemenag Jatim

PORTALSURABAYA.COM – Menjadi tamu Allah ke tanah suci adalah dambaan semua muslim di dunia. Untuk mewujudkannya, banyak yang tak segan melakukan beragam cara. Mulai dari menabung sedikit demi sedikit selama puluhan tahun sampai membayar ratusan juta rupiah untuk bisa segera berangkat ke Tanah Suci.

Akan tetapi, ada juga orang-orang yang berkesempatan menjadi tamu Allah berpuluh kali atau malah ratusan kali. Termasuk diantaranya adalah Hj. Jauharoh Said. Seorang jemaah dari Kelompok Terbang (Kloter) 33 asal Mojokerto.

“Alhamdulillah hingga saat ini saya sudah berhaji sebanyak 20 kali dan berumroh ratusan kali,” tuturnya.

Kesempatan berhaji berkali-kali ini karena Jauharoh menjadi pembimbing ibadah di Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yang ia miliki.

Ia mengisahkan, meskipun sudah berkali-kali menjadi tamu Allah, namun dalam setiap keberangkatannya selalu saja ada ujian.

“Kalau istilah Jawanya, gak pinter-pinter. Selalu saja ada masalah. Namanya saja mengharap surganya Gusti Allah. Pasti tidak mudah,” cerita perempuan yang pernah mengajar di sebuah SMP Negeri ini.

Sebagai pembimbing di KBIH, Jauharoh punya tanggung jawab membimbing semua jemaah baik laki-laki maupun perempuan.

“Meskipun saya petempuan, tapi saya membimbing semua jemaah saya tanpa membeda-bedakan,” ujarnya.

Menurutnya keberadaan pembimbing perempuan sangat bermanfaat bagi jemaah haji perempuan.

“Mungkin di sana nanti ada jemaah yang datang bulan, menjaga mahram, kita membimbing adab kesucian mereka,” terangnya.

Jauharoh menceritakan awal mula dia menjadi pembimbing haji. Sebelum mulai menjadi pembimbing ibadah haji pada 2001, dia sudah pernah berhaji dua kali.

“Saat itu KBIH masih sedikit sekali, belum seperti sekarang. Dari pengalaman saya, jumlah petugas dari pemerintah dengan jumlah jemaah di tiap Kloter sebenarnya masih sedikit jumlahnya. Butuh pembimbing yang membantu jemaah selama prosesi rangkaian ibadah haji,” jelasnya.

Dari pengalaman tersebut, perempuan yang dulu berprofesi sebagai guru pendidikan Agama Islam ini ingin memberikan ilmu yang ia miliki.

“Yang berangkat haji itu macam-macam orangnya. Tidak semuanya bisa ngaji, tidak semuanya ngerti agama. Kami mengajarkan jemaah haji yang mana rukun haji, yang mana sunnah yang mana wajib sehingga jemaah haji bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan baik dan benar,” terang wanita yang mulai merintis usaha KBIH-nya ini dengan cara door to door.

Jauharoh pun akhirnya bersama almarhum suaminya bertekad memberikan bimbingan ibadah haji. Dia sendiri sangat menikmati tugasnya tersebut karena dia memang menyukai dunia pengajaran.

Dari pengalamannya selama ini yang paling membutuhkan perjuangan adalah melayani jemaah yang sakit atau sudah tua tanpa pendamping.

“Kalau musim haji sebelum-sebelumnya banyak jemaah usia 70 tahun ke atas. Itu butuh layanan ekstra karena kita harus sabar dan perhatian penuh,” pungkasnya.***

Cek Berita dan Artikel yang lain di GoogleNews PUB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *